Pages

Sunday, June 26, 2016

Tentang KKN

Hari ini dan kemarin kembali saya mengunjungi tempat KKN kami tahun 2015 lalu.

Silaturahim kami memang tidak putus sejak berakhirnya KKN tahun lalu, ada saja perwakilan kami 2-3 orang berkunjung kesana untuk sekedar berbagi cerita dengan warga desa. Setiap kami datang selalu disambut seperti keluarga sendiri, disuguhi ini dan itu, selalu disuruh nginep/ bermalam.

Hingga hari ini, kami di pondokan melakukan sharing dengan adik2 penerus KKN 2016. Semoga mereka juga meneruskan ke adik-adiknya tahun depan, sehingga pahalanya terus mengalir.

Ada yg bikin hati tak bisa lepas dari tempat itu, yaitu desa dimana penduduknya penuh dengan sifat lembut, sifat yang bikin setiap orang jadi cinta. Bukan hanya bapak ibu ex.pondokan kami saja, tapi memang mayoritas warga Desa.
Mungkin kultur setempat yg membuat masyarakatnya seperti itu, rasa-rasa nya susah juga kalau dihadapkan dengan kondisi perkotaan dimana segala sesuatu dituntut serba cepat sehingga terkadang mengabaikan unsur kekeluargaan,  basa-basi bermanfaat, atau tata krama. Itulah yang harus orang-orang kota pelajari, termasuk saya.

Pelajaran yg saya ambil dari teman-teman yg jago "srawung":
bahwa orang ngga butuh kita pintar cemerlang, kalau tidak dibarengi dengan akhlak terpuji, dan akhlak terpuji itu bukan berarti kaku atau merendahkan diri sendiri.

Lingkungan punya kontribusi yg besar terhadap watak, namun meskipun dibesarkan dilingkungan yg ngga bener, kita bisa melatih dan membiasakan diri agar tidak seperti itu dan menjauhi lingkungan yang tidak mendukung.

Ketika otak mulai teradaptasi dengan invidualisme, ingin rasanya kembali ke desa itu untuk sekedar mengingatkan dan menamkan kembali nilai-nilai luhur dan kedewasaan.

No comments:

Post a Comment