Pages

Sunday, September 22, 2019

Untuk Anda yang Sakit Psikosomatis dan Gangguan Cemas


Psikosomatis dan gangguan cemas merupakan gangguan kejiwaan. Kenyataan Ini harus diterima oleh orang yang diuji dengan penyakit tersebut. Menerima sepenuhnya bahwa penyakit psikosomatis dan gangguan cemas yang diderita merupakan gangguan kejiwaan adalah hal yang penting untuk dilakukan karena merupakan tahap paling awal dalam proses penyembuhan penyakit tersebut. Apabila Anda adalah orang yang terkena penyakit tersebut dan sedang membaca ini, terimalah bahwa Anda sedang terkena penyakit kejiwaan dan penerimaan adalah hal yang positif.
Penyakit psikosomatis dan gangguan cemas bukanlah masalah yang sepele. Sebagian orang mengatakan bahwa penyakit ini biasa saja, banyak-banyak istirahat nanti juga sembuh. Ini adalah pernyataan yang keliru, penyakit psikosomatis dan Psikosomatis adalah penyakit yang besar, ia memerlukan penanganan khusus dan proses penyembuhan yang tidak sebentar. Bukan bermaksud untuk membuat Anda menjadi pesimis, namun agar Anda sadar bahwa hidup ini harus lebih santai dan tidak perlu terburu-buru mengejar hal-hal yang bersifat duniawi. Rezeki setiap makhluk sudah ditanggung oleh Allah. Mulai saat ini dan seterusnya, anda harus lebih santai, tidak perlu ngoyo mengejar dunia. Mulai saat ini, yang menjadi fokus anda adalah amal ibadah Anda serta kesehatan jiwa dan pikiran Anda.
Bersyukurlah Allah ta'ala memberi Anda penyakit psikosomatis dan gangguan cemas. Mengapa? Ada banyak alasan, diantaranya:
1.      Akal anda masih selamat, andai saja penyakit kejiwaan ini lebih jauh lagi, bisa jadi anda hilang akal dan tidak kenal diri sendiri lagi. Na’udzubillah.
2.      Ujian dari Allah seperti ditimpa penyakit, apabila dilalui dengan sabar maka akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allah subhanahu wa ta'ala berfiman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS.Az-Zumar:10)
Minta dan berharaplah kepada Allahl agar Anda diberi pahala yang besar dengan bersabarnya Anda menghadapi ujian ini. Katakanlah: “Ya Allah, aku meminta kepadamu pahala yang sangat besar karena aku bersabar melalui penyakit yang berat ini.”
3.      Ini adalah teguran dari Allahl dikarenakan dosa-dosa Anda. Manusia memang makhluk yang banyak sekali bermaksiat kepada Allah. Akuilah hal tersebut kepada Allah. Mungkin selama ini Anda jauh dari Allah, mengabaikan Allah dan mencari ridho manusia, sehingga tersibukkan dengan urusan dunia dan lalai dari beribadah kepada Allah.
4.      Mengigatkan akan kematian. Ketika seseorang mengalami psikosomatis dan gangguan cemas, ia akan meninggalkan terlalu memikirkan dunia, dengan kondisi tersebut seyogyanya ia akan ingat bahwa hidup ini hanya sementara dan yang abadi adalah negeri akhirat. Ia bahkan menjadi tidak mengutamakan dunia, dan ini adalah sifat orang-orang yang zuhud. Oleh karena itu, ketika sembuh kelak InsyaAllah, diharapkan mengingat kematian dan tidak mengutamakan dunia tetap menjadi kebiasaan dirinya.
5.      Dari pengalaman pahit ini anda akan belajar banyak mengenai kesalahan-kesalahan anda mengelola diri di masa lalu, dengan sembuhnya Anda atas izin Allah dari penyakit ini, maka InsyaAllah Anda akan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Janganlah anda berputus asa dari rahmat Allah, yaitu berupa kesembuhan. Sebagian orang yang terkena penyakit psikosomatis dan gangguan cemas berputus asa, melakukan hal-hal yang diharamkan Allah bahkan melakukan bunuh diri. Na’udzubillah. Orang islam tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah, karena berputus asa dari rahmat Allah adalah sifat orang kafir. Ingatlah Firman Allah:
إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS.Yusuf:87)
Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk anda. Ingatlah manusia itu pada dasarnya adalah bodoh dihadapan Allah. Anda tidak mengetahui, mungkin menurut Anda yang terbaik adalah Anda tidak sakit, akan tetapi Allah Yang Maha Mengetahui berhendak menakdirkan anda sakit. Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Allah Maha Bijaksana. Berbaiksangkalah kepada Allah, sesungguhnya setiap takdir Allah mengandung hikmah yang besar, walaupun anda tidak mengetahui atau belum mengetahui hikmah tersebut.
Diuji dengan penyakit adalah tanda bahwa Allah menyayangi Anda. Rasulullah bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Artinya: Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR.Ibnu Majah No.4031, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).[1]
Diujinya seorang hamba dengan penyakit belum tentu bahwa Allah membencinya. Bukankah Nabi Ayyubq diuji oleh Allah dengan penyakit dalam jangka waktu yang lama? Apakah itu berarti Allah Tabaaraka Wa Ta'ala membenci nabi Ayyubq ? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Tidak demikian. Nabi Ayyub tetap bersabar, maka Allah memuji kesabaran nabi Ayyub dan Allah pun ridho terhadapnya. Rasulullah bersabda:
أشد الناس بلاء الأنبياء, ثم الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل
Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya” (HR. Ahmad, 3/78, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 995).
Allah mencintai hamba-Nya melebihi cinta seorang ibu kepada anaknya. Yakinlah bahwa Anda adalah hamba Allah, dan husnuzhonlah bahwa ujian ini tanda cinta Allah kepada Anda. Dalam Hadits Qudsi, Rasulullah bersabda:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Artinya: “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.” (HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675)
Oleh karena itu, husnuzhonlah Anda bahwa Allah ta’ala menimpakan penyakit ini karena Ia mencintai Anda. Ujian yang menimpa orang-orang yang Allah cintai, itu dalam rangka menghapuskan dosanya, mengangkat derajatnya serta mengajarkannya suatu hikmah dan ilmu yang mana akan bermanfaat bagi kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat. sehingga mereka menjadi teladan bagi yang lainnya.[2]
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Suci dari sifat lupa, Ia tidak lupa pada hamba-Nya. Allah adalah Ar-Raqiib, Allah maha mengawasi semua perbuatan dan keadaan manusia, tidak ada sesuatupun yang luput dari Allah. Allah juga mengetahui apa yang ada di hati Anda serta apa yang terbersit dalam pikiran Anda.
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Artinya: “Allah mengetahui segala isi hati.”  (QS.Ali ‘Imran:119)
Allah mengetahui semua ketakutan di hati Anda, Allah mengetahui semua kegelisahan Anda, Allah mengetahui perasaan seperti tertutupnya hati dan pikiran Anda, Allah mengetahui perasaan tidak nyaman pada diri Anda, Allah mengetahui sesaknya dada Anda, bahkan Allah mengetahui bisikan-bisikan jiwa yang terjadi pada diri Anda.
Mungkin Anda akan berkata “Jika Allah mengetahui semua itu, mengapa Ia tidak sembuhkan saja aku sekarang?” Saudaraku, semoga Allah merahmatimu, fakta bahwa Allah mengetahui semua yang Anda alami itu, tidak melazimkan bahwa Allah harus menyembuhkan penyakit kita secara seketika dan sekejap mata. Anda harus berobat, melakukan terapi dan mencari sebab kesembuhan Anda. Nabi Ayyub tidak mengatakan “Ya Allah, kenapa engkau timpakan aku penyakit ini, padahal aku seorang nabi”. Itulah ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS.Al-Ankabut:2) Selanjutnya, Allah berfirman:
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS.Al-Ankabut:3)
Ketahuilah, bahwasanya penyakit ini merupakan ujian bagi keimanan. Janganlah Anda ujub pada diri sendiri dan merasa paling beriman. Janganlah Anda merasa kuat dan mengandalkan diri sendiri. Allah telah mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Oleh karena itu akuilah bahwa Anda adalah makhluk yang lemah dan hanya Allah yang mampu menguatkan Anda. Kalau bukan karena Allah yang menguatkan kita selama ini, pasti kita tidak akan mampu menghadapi setiap permasalahan kita.
Psikosomatis dan gangguan cemas mengisyaratkan bahwa Anda belum mengamalkan agama islam dengan benar. Orang yang mengamalkan islam dengan benar tidak mungkin terkena penyakit psikosomatis dan gangguan cemas. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS.An-Nahl:97). Dalam ayat ini Allah mengatakan barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh. Mengerjakan amal shaleh berarti mengamalkan agama islam dengan benar. Istilah Amal Shaleh janganlah dipahami hanya sebatas shalat, puasa, membaca Al-Quran, zakat, sedeqah, dan haji saja. Itu semua termasuk amal shaleh, akan tetapi amal shaleh tidak hanya itu, terutama berkaitan dengan amalan hati.
Mungkin Anda sudah mempelajari agama islam baik secara online maupun tatap muka, akan tetapi Anda belum mengamalkan apa yang anda pelajari. Mindset yang benar, ilmu hanyalah sebagai wasilah/perantara untuk beramal dan bukan tujuan utama kita. Ilmu agama dipelajari untuk diamalkan, bukan sekedar wawasan agar dipandang sebagai orang yang berilmu.
Bisa jadi anda belajar agama pada tempat yang salah, sehingga bukan mempelajari islam akan tetapi kesesatan yang dibungkus dengan simbol islam, contohnya filsafat-filsafat sesat, melakukan meditasi atau semacamnya yang sama sekali tidak diajarkan dalam islam, semoga kita terhindar darinya. Sudahkah Anda mempelajari bagaimana seorang muslim mengelola diri dan jiwanya? Sumber-sumber ilmu di zaman sekarang sudah sangat banyak. Tinggal kita yang harus menyempatkan diri untuk mempelajarinya.
Semoga penyakit ini menjadi pelajaran berharga bagi anda semua yang terkena penyakit psikosomatis dan gangguan cemas agar menjadi hamba Allah yang lebih baik daripada sebelumnya. Syafaakumullah syifaa-an laa yughoodiru saqoman.














 Muhammad Hanivan
22 September 2019
  





[1] https://rumaysho.com/3131-ujian-dan-musibah-tanda-allah-cinta.html
[2] https://muslim.or.id/32540-jika-allah-mencintai-seorang-hamba-ia-akan-diuji.html