Pages

Wednesday, December 24, 2014

Penyebab Jauh dari Orang Tua

قال بعض العلماء: من تغرب عن الوالدين في طلب عيش أو في ضرورة فليدمع وليسأل الله عز وجل وعلا أن يغفر ذنباً حرمه القرب من الوالدين
Telah berkata sebagian ulama: Barangsiapa yang terpaksa harus jauh dari kedua orangtuanya, karena mencari harta atau karena suatu hal yang darurat, maka hendaklah dia memohon ampun kepada Allah subhaanahu wa ta'aala atas dosa yang telah mengakibatkan dia harus jauh dari kedua orangtuanya.

ref:
https://www.youtube.com/watch?v=qvk7VWuaPHI
https://ar-ar.facebook.com/permalink.php?story_fbid=236984726365716&id=170809216316601

astaghfirullah...

Monday, December 1, 2014

quote

Sebenarnya yang paling dikhawatirkan seorang ustad ketika muridnya tidak datang kajian bukan karena takut nanti si murid tidak lulus ujian atau tidak dapat ilmu. tapi khawatir kalau si murid mulai tersibukkan dengan urusan dunia sehingga tidak menyempatkan diri untuk meluangkan waktu belajar agama dan akhirnya tidak pernah lagi melanjutkan belajar agama karena terpengaruh lingkungannya.
-1 Desember 2014/10 Safar 1436 H

Tuesday, November 18, 2014

tentang Riya

Syarat diterimanya amalan:
1. Ikhlas = dilakukan karena Allah
2. Benar = sesuai sunnah Rasulullah saw
(dikutip dari: http://muslim.or.id/hadits/menghadirkan-dan-mengikhlaskan-niat-dalam-amal-ibadah.html)

yang sering.
kadang kita beramal, tapi niatnya bukan karena Allah.
atau niatnya ada karena Allah, tapi sebagian lagi agar dilihat/atau diketahui oleh orang lain.
misalnya membaca ayat setelah alfatihah ketika menjadi imam, bacanya suratnya yang anti mainstream

Ibnul Qayyim dalam Al Fawaid mengatakan, “Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara ikhlas dan mengharap pujian serta tamak pada sanjungan manusia kecuali bagaikan air dan api.”
Seperti kita ketahui bahwa air dan api tidak mungkin saling bersatu, bahkan keduanya pasti akan saling membinasakan. Demikianlah ikhlas dan pujian, sama sekali tidak akan menyatu. Mengharapkan pujian dari manusia dalam amalan pertanda tidak ikhlas.
(dikutip dari: http://muslim.or.id/aqidah/tanda-ikhlas-menganggap-sama-pujian-dan-celaan.html)

Jadi gimana? ga usah melakukan amalan karena takut tidak ikhlas? Misalnya ketika sehabis shalat di kampus, terus ingin baca Qur'an tetapi tidak jadi karena takut dikira sok alim sama teman2 atau takut tidak ikhlas karena didekatnya ada temannya.

Meninggalkan amal karena takut riya' termasuk tipu daya syetan. Karena setan, pada satu kondisi berusaha menjerumuskan seorang hamba ke dalam riya untuk merusak amalnya. Pada kondisi yang lain menipunya dengan meninggalkan amal karena takut riya’ supaya tidak melakukan amal shalih. Padahal dia diperintahkan untuk beramal dan bersungguh-sungguh menjalankan ketaatan dengan berharap ridha Allah dan meninggalkan godaan setan dan tipu dayanya. Maka siapa yang sudah berazam menjalankan satu ibadah lalu meninggalkannya karena takut riya’, sebenarnya dia telah berbuat riya’. Karena dia meninggakan amal karena manusia. Tetapi jika meninggalkannya untuk dikerjakan saat sendirian, maka ini dianjurkan kecuali pada amal-amal wajib.
Al-Fudhail bin 'Iyadh berkata: Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', sedangkan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkanmu dari keduanya." (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan Ibnu Asakir, sebagaimana dalam kitab Al-Atsâr Al-Waridah ‘Anil Aimmah fi Abwabil I’tiqâd: 1/159, dan Syu'ab al-Iman, no. 6879)
(dikutip dari:http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2013/03/15/23604/meninggalkan-amal-shalih-karena-takut-riya/#sthash.EcxRId2K.dpbs)

Kalau begitu kesimpulannya:
tidak boleh meninggalkan amalan karena takut riya, karena itu adalah tipuan syaiton. seharusnya kita meluruskan niat dan berdoa kepada Allah agar diberikan keikhlasan dalam beribadah.

Wallahua'lam

Friday, November 14, 2014

Tiga tanda kebahagiaan

Orang-orang yang apabila diberi bersyukur, 
apabila diganggu bersabar 
dan apabila berdosa beristighfar. 
Dan sesungguhnya itulah tiga tanda kebahagiaan.

[Syaikhul Islam Imam Mujaddid, Muhammad bin 'Abdul Wahhab]

Saturday, September 27, 2014

Motivasi menuntut ilmu #1

Orang pintar adalah Dia yang mengetahuhi mana yang benar diantara pendapat-pendapat yang ada. Dia tidak menutup mata terhadap pendapat-pendapat yang tersebar dimasyarakat, Dia memahami landasan dari pendapat-pendapat tersebut. sehingga Dia lebih bijaksana, lebih tenang menghadapi orang-orang yang saling berdebat dan merasa paling benar.

Barangsiapa mendahului sesuatu sebelum masuk waktunya, maka ia tidak akan mendapatkannya. misalnya anak yang ingin segera dapat warisan kemudian membunuh bapaknya, maka ia tidak dapat warisan.
Baarangsiapa membuat seorang wanita bercerai dengan suaminya dengan cara mengompor-ngompori, memfitnah dsb dengan tujuan agar dapat menikahi setelah janda, jika mereka menikah maka pernikahannya tidak sah.
makanya menuntut ilmu juga harus step by step, misalnya tidak bisa dipaksakan masuk ke analisa sementara terminologi belum dikuasai, dsb.

-Fadhilah kajian MPR, 2 Dzulhijjah 1435 H-

Monday, September 8, 2014

Question of Life dengan Seorang Sahabat Hafidzahullah

Saya    : Anda kan dari kecil anak pondok, kalau Anda punya anak, kira2 Anda masukin pondok nggak biar agamanya kuat?

Beliau : kalau istri saya pandai ngajar anak, nggak perlu.

Saya    : menurut Anda, apakah orang-orang yang terlahir dengan bahasa utama bahasa arab lebih beruntung daripada orang-orang yang terlahir dengan bahasa selain bahasa arab? soalnya mereka langsung ngerti apa yang mereka baca atau dengar baik bacaan al-quran, shalat, sementara kita harus belajar dulu dan itu nggak mudah.

Beliau : nggak juga, toh kalau kita belajar bahasa arab berarti kan kita bisa mendapat pahala.

(y)

*dengan perubahan redaksi tanpa merubah makna

Wednesday, March 19, 2014

"Karena Allah" itu lebih tinggi daripada "karena cinta"

Jika landasan pernikahan adalah seks, maka pasangan kerap bertengkar jika layanan di kamar tidur tidak memuaskan.
Jika landasan pernikahan adalah harta, maka pasangan bakal bercerai jika jatuh miskin.
Jika landasan pernikahan adalah kerana tubuh, pasangan bakal lari jika rambut beruban dan muka berkerut atau badan sudah menjadi gendut.
Jika landasan pernikahan adalah anak, maka pasangan akan mencari alasan untuk pergi jika buah hati (anak) tidak hadir.
Jika landasan pernikahan adalah kepribadian, pasangan akan lari jika orang berubah tingkah lakunya.
Jika landasan pernikahan adalah cinta, hati manusia itu tidak tetap dan mudah terpikat pada hal-hal yang lebih, lagi pula manusia yang dicintai pasti mati.
Jika landasan pernikahan adalah ibadah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu kekal dan Mahapemberi hidup kepada makhlukNya.
Allah mencintai hambanya melebihi seorang ibu mencintai bayinya.
Maka tak ada alasan apapun di dunia yang dapat meretakkan rumah tangga kecuali jika pasangan itu durhaka kepada Allah.
Sumber: http://rumahkeluarga-indonesia.com/jika-landasan-pernikahan-1614/

Saturday, February 22, 2014

Tidak Harus Satu Suara

Jika Kamu merasa salah, jangan berpura-pura merasa benar. akui saja kesalahanmu.
Tapi jika Kamu merasa benar, jangan ubah pendirianmu walaupun semua orang menentangmu.

dalam membuat keputusan, tidak harus semua orang satu suara. Ada orang yang tidak akan merubah pendapatnya karena keyakinannya sudah mantap.
Silahkan ambil keputusan, tapi jangan mensyaratkan semua orang harus setuju dengan pendapat mayoritas.
Setelah jatuh keputusan, maka tetap semua orang harus berbesar hati untuk menerimanya.