Pages

Friday, August 4, 2017

Hijrah dari Musik



Dahulu Saya adalah seorang pemain musik, mulai kelas 1 MTs saya belajar bermain gitar dan juga memiliki teman-teman yang bermain musik bersama-sama, saya masih ingat salah satu teman setia saya dalam musik adalah kevin, kami menonton Guns N Roses dan Greenday di Kosnya. Saya juga mengikuti kursus gitar secara berkesinambungan, mulai dari guru privat sampai lembaga kursus “Tacita” kemudian “Yamaha”. Masuk MAN, saya semakin menyukai musik, macam-macam jenis musik saya pelajari, saya mempunyai sebuah Band dimasa MAN, sepulang sekolah sering mengisi waktu dengan pergi ke studio. Semua orang mengenali saya sebagai pemusik, mulai dari teman-teman, saudara-saudara, serta keluarga.

Tahun 2014, ketika itu saya seorang mahasiswa di salah satu universitas di Yogyakarta, Saya menonton ceramah agama di Youtube, dari Yufid.tv, sebuah ceramah berjudul “Semua Suka Musik”, disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin –Hafizhahullah-,  dari awal saya menonton sudah ada firasat-firasat tentang apa hukum musik? Haramkah? Masa sih? Video tersebut masih ada hingga sekarang dapat di lihat di : https://www.youtube.com/watch?v=9zAhsMnq9aY

Setelah menonton video itu terjadi kekosongan dalam diri saya, seperti orang yang tidak tahu arah, bingung saja. Kemudian saya mulai membaca artikel-artikel dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan hukum musik, dengan dalil yang didapat saya akhirnya saya merasa yakin bahwa musik itu hukumnya haram, walaupun musik nasyid. Saya menghapus Ratusan MP3 musik di Laptop saya, menghapus akun serta video dan audio musik yang saya upload, saya hapus juga berbagai aplikasi sebangsa “music maker” di laptop saya, dan saya “Pulangkan” ke rumah gitar saya yang selalu saya mainkan, saya tidak main alat musik apapun lagi sejak saat itu. Kemudian, saya berhenti streaming lagu-lagu di youtube, saya uninstall itunes termasuk lagu-lagu yang saya beli CD originalnya.

Saya nyatakan disini, HIDUP SAYA LEBIH RINGAN SETELAH MENINGGALKAN MUSIK. Banyak anak muda sekarang baperan dan terlalu melankolis, salah satu sebabnya adalah musik. Musik melalaikan dari mengingat Allah. Musik perusak akhlak generasi dengan lirik-lirik syahwatnya. Musik merusak jiwa, sudah banyak musisi yang bunuh diri yang daftarnya bisa dilihat di internet.

Namun tidak mungkin hidup di zaman sekarang tanpa terdengar musik secara tidak disengaja, kata seorang ustadz ketika menjelaskan perbedaan sami’a dengan istama’a, dalam hal musik yang penting jangan istama’a, artinya mendengar dengan seksama, kalau sami’a (mendengar) kadang2 kita tidak bisa menghindarinya, baik itu di Mall atau ditempat umum lainnya, yang jelas wajib membenci dan mengingkarinya dalam hati.
Saya menemukan bahwa ada dua kondisi dimana musik dibolehkan dan persyaratannya sangat ketat: “Keadaan yang diperbolehkan untuk bernyanyi dan bermain alat musik hanyalah ketika hari raya dan pernikahan. Dan alat musik yang diperbolehkan hanyalah duff (rebana) yang hanya dimainkan oleh wanita.Sumber: https://muslim.or.id/20706-benarkah-musik-islami-itu-haram.html

Jangan takut meninggalkan musik, hidup anda akan baik-baik saja karena musik bukan kebutuhan hidup, kita sendiri yang membuat ketergantungan sebagaimana orang yang tidak bisa hidup tanpa rokok. Ingatlah janji Allah, barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya akan Allah ganti dengan yang lebih baik. Anda tinggalkan musik, Allah angkat beban “butuh musik” dari diri anda yang memberatkan diri anda selama ini, Insyaallah.

Semoga dapat menjadi inspirasi.
Wallahu a’lam bis showab.

Muhammad Hanivan Maulana,  4 Agustus 2017

1 comment:

  1. Saya juga sdh jauh dr musik.. sumpah demi allah hati tenang.

    ReplyDelete