Pages

Sunday, March 11, 2012

Khutbah Jum'at 9 Maret 2012

Help Each Other
Assalamu’alaikum wr.wb

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا

وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ

وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Sunday, February 26, 2012

KeIndonesiaan - Sejarah Pancasila

Sejarah Terbentuknya Pancasila

            Kurang Lebih satu bulan memang waktu yang cukup lama untuk merumuskan dasar negara kita, yaitu Pancasila. Telah banyak perundingan-perundingan yang penuh dengan polemik antara pemimpin bangsa mengenai perumusan dasar negara sebelum akhirnya seperti Pancasila yang kita kenal sekarang.

Keislaman - Sejarah Muhammadiyah

Sejarah Muhammadiyah

            Dibesarkan dilingkungan penuh dengan perbuatan-perbuatan mistik dan tradisi masyarakatnya yang mengalami keterpurukan membuat hati Kiyai Haji Ahmad Dahlan tergerak untuk memperbaiki akhlak masyarakatnya. KH. Ahmad Dahlan yang bernama asli Muhammad Darwis mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912M/ 8 Dzulhijjah 1339H dikampung nyoman ketika ia berumur 43 Tahun. Tujuan utama didirikannya Muhammadiyah adalah untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan ajaran islam bercampur dengan Tradisi daerah-daerah agar kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits.
            Muhammad Darwis sendiri adalah keturunan ke 12 dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali songo yang terkenal. Ia pergi Haji dan tinggal di Mekah dari umur 15 tahun hingga 20 tahun. Ia mulai mempelajari pemikiran-pemikiran pembaharu dalam islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afhgani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang ke tanah air pada tahun 1888, ia mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan.
            Pada tahun 1903, Ia kembali ke mekkah untuk belajar selama dua tahun. Pada masa ini ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad khatib Al-Minangkabawi, seorang Imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Setelah kembali dari mekkah, ia mulai menyebarkan ajarannya. Pada  awalnya ia mengalami penolakan dan rintangan, namun karena kegigihan dan kesabarannya ia mendapat support dari keluarga dan teman dekatnya.
            Ketika itu, Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda. Segala organisasi masyarakat harus disahkan pendiriannya oleh pemerintah hindia belanda. Pada tanggal 20 desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan pendirian kepada pemerintah Hindia Belanda agar muhammadiyah mendapatkan badan hukum. Namun, permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914,dengan dikeluarkannya surat ketetapan pemerintah No.81 tanggal 22 agustus 1914. Bahkan, Muhammadiyah hanya mendapat izin untuk bergerak di daerah Yogyakarta saja. Semakin lama pemerintah Hindia Belanda semakin curiga sehingga kegiatan-kegiatanpun dibatasi. Walaupun begitu, telah berdiri sejumlah cabang Muhammadiyah di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari,Imogiri,dan lain-lain. Agar tidak diketahui pemerintah Hindia belanda, Ahmad Dahlan menyiasati dengan menggunakan nama samaran untuk daerah daerah tersebut. Misalnya Nurul Islam untuk pekalongan dan Al-Munir untuk Ujung Pandang.
            Gerakan Muhammadiyah mengutamakan pendidikan masyarakat dan pembangunan tata sosial  yang maju. Muhammadiyah ingin membuktikan bahwa islam itu bukan agama yang penuh dengan takhayul dan hal-hal mistik, tetapi agama yang dinamis dan bermanfaat dalam segala apek kehidupan menusia. Keseriusan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan dapat terlihat dengan dirikannya sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang bernama Hooge School Muhammadiyah . Selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah dan sekarang telah menjadi Madrasah Mu'allimin.
            Pada tahun 1912 hingga 1923 pengaruh Muhammadiyah hanya sebatas di daerah daerah keresidenan seperti Jogjakarta, Surakarta dan pekalongan. Seorang tokoh bernama Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke daerah Sumatera Barat pada tahun 1925, dan dalam waktu dekat, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tahun 1938 Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
           

Kesejarahan - Bandung Lautan Api



                                                              Bandung Lautan Air

            Tiba-tiba saja para pejuang kemerdekaan dibandung harus mengungsi dari tempat tinggal mereka dan membumi hanguskan rumah-rumah mereka. Itulah yang terjadi pada peristiwa Bandung lautan api, 24 Maret 1946. Memang saat itu Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya dengan menyerahnya jepang kepada sekutu. Tetapi perjuangan masih terus berlanjut karena kedatangan tentara inggris yang bersekutu dengan belanda yang ingin menyerang Indonesia. Mereka ingin melucuti senjata-senjata jepang.
            Pasukan Inggris tiba di Bandung pada tanggal 12 oktober 1945 dibawah Brigade MacDonald, sejak awal hubungan Inggris-RI sudah mencekam. Inggris menuntut agar semua senjata api harus diserahkan kepada mereka, kecuali milik TKR(Tentara keamanan rakyat) dan Polisi.
            Ultimatum pertama sekutu pada 21 November 1945 yang mengharuskan Bandung bagian utara dikosongkan oleh penduduk bandung selambat-lambatnya 29 November 1945. Mereka juga harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari tentara jepang. Apabila tidak dilakukan, maka mereka akan menyerang.
            Ultimatum pertama ini tidak dihiraukan lagi oleh pemerintah. Sehingga sering terjadi kerusuhan antara tentara Indonesia dan sekutu.  Pada tanggal 24 November 1945, TKR dan organisasi-organisasi perjuangan melakukan serangan kepada kedudukan-kedudukan Inggris di Bandung utara, diantaranya yaitu Hotel Preanger dan Hotel Homann yang berfungsi sebagai markas mereka. Tiga hari setelah itu, MacDonald memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosong seluruhnya termasuk pasukan bersenjata. Bentrokan ini menyebabkan kota Bandung terbagi menjadi dua, yaitu Bandung utara dan bandung selatan. Persenjataan tentara Indonesia yang kurang memadai menyebabkan Bandung Utara dikuasai oleh sekutu dan penduduk mengungsi ke Bandung selatan.
            Serangan demi serangan dilancarkan oleh pihak Inggris. Pada tanggal 5 Desember 1945 daerah lengkong besar dibom oleh pesawat terbang inggris. Disusul dengan serangan bom dengan tembak-tembakan brutal di Cicadas pada tanggal 21 desember. Membuat banyak rakyat berguguran.
            Ultimatum kedua dilancarkan pada tanggal 23 maret 1946. Sekutu menuntut agar pemerintah memerintahkan para pejuang termasuk TRI untuk mengosongkan bandung. Majelis Persatuan perjuangan priangan(MP3) melakukan musyawarah dan mengambil keputusan akan membumihanguskan Bandung karena kekuatan TRI dirasa tidak mungkin akan mengalahkan pihak musuh.
            Sekitar 200.000 rakyat Bandung membakar harta benda dan rumah mereka, termasuk bangunan-bangunan penting disekitar rel kereta api dari ujung berung hingga cimahi lalu meninggalkan kota menuju pegunungan selatan. Bandung tidak dapat digunakan oleh sekutu, karena kondisi chaos tersebut, semua listrik padam, asap hitam mengepul dimana-mana.
            Kini di lapangan tegallega,Bandung telah dibangun tugu Bandung lautan Api untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api. Tugu ini menjadi ikon kota bandung dengan tinggi 45 meter.